Semalam di Komsel, Ani sharing Firman Tuhan dalam Matius 20:1-16 yang berbicara soal Upah yang akan kita dapatkan dalam melayani Tuhan.
Mungkin bisa dibilang saya termasuk orang yang doyan untuk banyak tau tentang penafsiran Alkitab hingga setiap selesai teman membagikan isi hati Tuhan saya jadi orang yang pengen ngomong sesuatu.
Bukan kah lebih berbahagia apabila kita mencintai dengan pengetahuan?
Dalam pembacaan ini Tuhan mengingatkan bahwa Tuhan tidak melihat seberapa banyak waktu yang sudah kita habiskan untuk melayani-Nya. Bisa saja kita melayani sejak umur 7 tahun, tapi ada teman kita yang baru melayani Tuhan di umur 37 tahun. Maka sesuai pernyataan Tuhan dalam Matius ini adalah upah nya sama yakni 1 Dinar.
Tapi Tuhan itu adil, Dia mengadakan perbedaan antara orang setia dan tidak. Mungkin upahnya memang sama 1 Dinar, yang menjadi perbedaan adalah disaat kita setia akan ada Mahkota yang menanti kita disana.
Dulu awal bertobat saya mencurahkan waktu dan tenaga saya untuk melayani Tuhan all out. Sebagai reward saya dipercayakan menjadi seorang pemimpin KomSel atau kelompok sel. Dibawah saya ada anak-anak Rohani yang harus saya perjuangkan. Siang dan malam saya berdoa untuk mereka, memastikan mereka selalu ada dalam payung pengcoveran. Tapi hal itu berubah ketika saya mulai menjadi tidak setia dengan Tuhan. Pada saat saya meninggalkan KomSel saya, saya sedang dalam masa untuk dipromosikan pemimpin saya menjadi Penilik. Penilik adalah pemimpin yang membawahi beberapa Kelompok Sel. Tanggung jawab yang lebih besar. Sayangnya saya lebih memilih untuk keluar dan pergerakan itu, keluar dari medan perang.
Tahu kah kamu kalau sebagai orang Kristen kita harus berperang setiap saat agar api iman kita terus menyala. Tahu kah kamu kalau Daud jatuh dengan Betsyeba karena dia lebih memilih untuk tidak berperang bersama bangsanya?
Disaat-saat saya keluar dari pergerakan itu saya pun menjadi orang yang jatuh bangun dalam dosa. Sulit rasanya melalui semua hal itu ketika saya tidak lagi ada dalam payung pengcoveran pemimpin. Selama beberapa tahun saya tidak tertanam dalam gereja lokal dan saya sibuk dengan kegiatan saya sendiri. Tanpa saya sadari cawan pengurapan saya mulai habis. Saya gak punya kekuatan lagi untuk menangkal setiap serangan iblis dalam hidup saya, mudah sekali untuk jatuh lebih dalam disetiap dosa yang terasa begitu menggiurkan.
Saya gak tahu apakan saya masih bisa mendapatkan Mahkota Kemuliaan di Surga nanti. Bahkan saya ragu apakah Surga masih menjadi bagian saya?
Setahun yang lalu saya memutuskan lagi untuk tertanam lagi dalam Gereja Lokal. Namun memang butuh penyesuaian di Gereja yang baru ini. Puji Tuhan juga sekarang saya berada dalam satu komunitas Kelompok Sel. Meski tentu saja berbeda dari KomSel saya yang sebelumnya tapi saya bersyukur saat ini saya memiliki orang lain untuk menjadi tempat saya mengadu ketika ada sesuatu hal yang terjadi dihidup saya.
Kelemahan orang yang memiliki personaliti I atau intim seperti saya adalah saya orang yang gampang naik tapi juga gampang turun. Sampai saat ini saya masih bergumul dengan keadaan psikologi saya. Agar saya tak lagi menjadi orang yang gampang menyerah saat sesuatu hal yang gak enak terjadi dalam hidup saya. Dan agar saya menjadi orang yang lebih setia dalam melayani.
Sungguh saya gak mau kehilangan Mahkota Kemuliaan itu.
Mahkota Kemuliaan dalam I Petrus 5 : 1 -5 Adalah mahkota yang akan
kita terima sebagai upah kesungguhan kita dalam menggembalakan,
melayani atau menguatkan orang percaya yang lemah agar menjadi dewasa
dalam Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar