Hari ini adalah hari ketiga minggu ke 7 dalam perenungan Before 30, yang memiliki judul "Mengalami Jamahan Tuhan". Renungan minggu ini bercerita tentang seorang wanita Narwastu yang penuh dosa, yang berani meminyaki, membasuh, dan bahkan mencium kaki Yesus.
Apa yang sebenernya dia rasakan tentang Tuhan Yesus sampai berlaku sedemikian indahnya sama Tuhan? Sehebat apa sih dia, sampai kisahnya bisa tercatat dalam Alkitab? Sebenarnya apa sih prinsip hidup yang dapat diambil dari wanita Narwastu ini?
Lihat ceritanya dalam Lukas 7:36-50 dengan perikop "Yesus diurapi oleh perempuan berdosa".
Wanita ini adalah seorang pendosa, dan hal itu bahkan telah menjadi rahasia umum bagi semua masyarakat dikotanya. Tentu dengan perasaan seperti ini dia akan lebih memilih diam dirumah dan tidak menampakkan diri ditengah keramaian. Dia tentu tau, ketika dengan beraninya dia muncul dihadapan orang lain pasti suara-suara penuh cemooh, cacian, dan makian akan terdengar jelas ditelinganya. Namun dia menunjukkan keberanian itu disaat yang tepat. Disaat dia mendengar bahwa Yesus diundang dirumah seorang Farisi. Dengan penuh perasaa bersalah teramat dalam dia datang kerumah, tempat dimana Tuhan Yesus diundang makan. Dengan penuh iman dia mendekati kaki Yesus lalu membahasihnya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi yang sudah dia bawa. Melihat perbuatan itu tuan rumah atau orang Farisi ini berkata dalam hatinya, coba aja kalo Tuhan tau siapa wanita yang lagi nyiumin kakinya, dia kan wanita berdosa......
Dan tiba-tiba saya sadar, kadang saya menjadi seperti orang Farisi ini. Ketika melihat orang lain melakukan kesalahan saya akan dengan gampangnya mengeluarkan statement-2 yang menjatuhkan. Memilih untuk skeptis ketika orang yg menurut saya nakal, gak bener, dan hal2 negatif lainnya melakukan sebuah kebaikan. Terlebih kebaikan itu untuk Tuhan. Contoh kalimat yang sering terlontar dari bibir saya adalah: "Ahh apaan, muna banget sih jadi orang.. Mending bener hidupnya, tar lagi juga jatuh lagi, bikin dosa lagi..."
Dann heyyy.. Saya berasa ditampar oleh Firman Tuhan malam ini, sesuci itukah hidup saya sampai saya merasa punya hak untuk men-judge orang? Tuhan saja yang melihat perbuatan wanita itu merasa tersentuh hati-Nya.. Kenapa saya tidak bisa memiliki cara pandang Tuhan?.. Imannya yang begitu besar sanggup membawa wanita ini melawan semua rasa malu, takut, dan intimidasi orang lain untuk bisa sampai dekat kepada kaki Tuhan.
Dulu saya pernah mendapat nasehat dari Papa saya, nasehat yang sangat simple.. "Py, jangan pernah kamu menjadi orang yang sombong dalam hal-hal rohani". Kemudian saya berpikir, sombong rohani? Maksudnya apa? Memangnya ada? Bukannya kata Tuhan gak boleh sombong? Kenapa trus tiba-tiba ada kalimat jangan sombong rohani??.. Dengan kesadaran saya diatas baru saya tau apa maksud dari wejangan Papa itu. Yahh.. Saya sudah menjadi orang yang sombong rohani. Saya merasa saya sudah mengerti benar dengan apa isi dari Firman Tuhan. Saya tau dosa-dosa saya telah diampuni. Saya tau banyak tentang isi hati Tuhan.. Apakah itu semua salah? Tentunya tidak, akan menjadi salah apabila dengan semua anugerah itu saya merasa lebih benar dari orang lain, dan orang lain jauhh lebih berdosa daripada saya. Sehingga membuat saya dengan mudahnya menilai kesalahan orang lain dengan sangat mudah.
Sebagai orang yang telah terlebih dahulu merasakan berkat pengampunan Tuhan, saya dan saudara harusnya menjadi orang-orang yang membantu mereka yang terhilang untuk dapat kembali menemukan kasih Bapa.. Bertemu dengan Tuhan Yesus yang penuh kasih.. Karena didalam Tuhan ada Pengampunan, Penghiburan, dan Pemulihan bagi setiap jiwa yang haus dan lapar akan Hadirat-Nya.
Remember: Orang yang diampuni banyak cintanya sama Tuhan akan banyak. Orang yang diampuni sedikit pasti cintanya juga akan sedikit.
Tuhan Yesus memberkati,
Happy Stevany
0 komentar:
Posting Komentar