Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Kamis, 01 Desember 2011

~ Komunitas yang BENAR ~

Saya begitu kagum dengan Kota Bandung yang tak hanya sejuk, wisata kuliner yang bisa dieksplor, tapi juga dengan beragamnya komunitas yang tersebar dikota ini. Pada dasarnya sebuah komunitas akan terbentuk atas dasar kesamaan, entah kesamaan karakter, kesamaan hobi, dan banyak kesamaan yang lain. Namun karena banyaknya pilihan, maka kita pun perlu bijak dalam memilih dikomunitas mana kita akan bergabung.

                                                                                

Awal kedatangan saya ke Jakarta untuk merantau, saya banyak dinasehati oleh para pemimpin saya diGereja, Satu hal yang selalu mereka tegaskan agar saya terus bertumbuh dalam Tuhan Yesus.. "Happy, sampai disana kamu langsung cari komunitas yang benar yah.. Ikut komsel, Jakarta itu kota yang mengubah. Bisa saja kamu disini kuat, tapi belum tentu disana"..Kalimat dari salah seorang Mami (panggilan untuk leaders perempuan) yang terus terngiang dipikiran saya. Dan saya memilih untuk taat, sampai disini saya langsung bergabung dengan komsel yg ada. Namun entah bagaimana, ada satu momen dimana saya hanyut dengan gemerlapnya ibu kota..Berawal saat saya bertemu seorang teman yg saya kenal dari dunia maya, yg ternyata doyan clubing. Singkat cerita, saya pun mengikuti arus itu.. Bersyukurlah, tidak sampai terjerumus terlalu dalam. Karena pada dasarnya buat saya, clubing hanyalah untuk menikmati dentuman musik yang keras yg enak buat bergoyang.. Sampai disatu titik saya sadar, saya sudah mengizinkan sesuatu yang salah untuk menguasai kehidupan saya. 

Disaat-saat itu ada tangan terulur menarik saya untuk kembali ke jalurnya Tuhan. Ahirnya saya benar-benar menyadari pentingnya tertanam dalam komunitas yang benar. Komunitas yang membawa cinta kita kepada Tuhan terus membara. Komunitas yang membuat seluruh rencana Tuhan dalam hidup kita tergenapi.. Komunitas yang benar bukan berarti komunitas yang sempurna. Dikomunitas ini pun saya mengalami banyak gesekan. Berselisih paham satu dengan yang lainnya. Tapi tak apa, bukankah Tuhan berkata dalam Amsal 27:17 "Besi menajamkan besi, dan manusia menajamkan sesamanya". Namun perselisihan itu bisa secepatnya teratasi, karena kami semua Puji Tuhan memiliki respon hati yang benar. 

Saya sangat bersyukur, sejak awal saya mengenal Tuhan saya bisa bertumbuh bersama dengan anak-anak Tuhan lainnya yang begitu radikal, dan antusias. Waktu masih Youth saya tertanam dalam PeMaSa (Pemuda Melayani Allah dan Sesama), dari komunitas inilah awal mula saya belajar segala hal tentang isi hatinya Tuhan. Dari Pemasa saya mengerti artinya Taat dan Tunduk kepada pemimpin, saya mengerti tentang arti Membayar harga, saya mengerti yang namanya berjalan sejauh 2mil, menjadi seorang anak dan juga pemimpin rohani bagi yang lainnya. Dari sinilah fondasi saya dalam mengenal Tuhan dibangun. Selanjutnya masuk ketahap yg lebih dewasa, sejak 2009 saya tergabung dalam CG-Pro (Connect Group Profesional Muda). Bersyukur saya bertemu dan bahkan bisa bersahabat dengan banyak Profesional Muda yang mencintai Tuhan Yesus. Lebih dari itu, bahkan saya bisa bilang bahwa kami bersaudara.

Ahhh.. Entah apa jadinya hidup saya jika tak ada mereka, saudara-saudari Rohani yang selalu setia saling mendoakan.. Saya adalah orang yang sangat salah tetapi masuk dan bertumbuh dalam komunitas yang benar. Hingga perlahan tetapi pasti semua yang salah-salah terus berubah menjadi lebih baik dan tentu benar seusai Firman Tuhan.. 

"Terima kasih Tuhan untuk orang-orang hebat yang kau tempatkan disekitarku, jagai dan sertai terus kehidupan mereka ya Tuhan, Amin."

*Dedicated to: GMS Manado (Pemasa Bahu)





dan GMS Favour Jakarta (GOJ, CG Pro-4)



With love,

Happy Stevany

Meragukan Tuhan



Pernah gak sih waktu kecil kita merasa kecewa dengan orang tua kita? Seakan mereka tak pernah tau apa yang kita mau. Apa yang salah dengan memegang pisau? Bukankah Mama senang sekali bermain dengan pisau didapur? Lalu kenapa saya gak boleh memegang korek api? Kan percikan yang dihasilkan seperti kembang ditaman... Dan banyak pertanyaan lainnya yang selalu kita ujarkan segala sesuatu tak menjadi seperti kemauan kita. Didetik itu bahkan kita akan bertanya, Mama dan Papa beneran sayang apa enggak yah sama saya?.. Dan banyak keraguan lainnya. Namun seiring waktu berjalan kita menjadi tau apa maksud dan tujuan Orang Tua kita sebenernya dengan segala larangan-larangan saat kita masih kanak-kanak. 

Meragukan Tuhan.. Kata-kata ini menjadi rhema saat teduh saya menggunakan buku Before 30 diminggu ke 8 hari pertama. Dari sekian banyak kata yang tersusun rapi, saya berhenti dikata ini: Peperangan yang sesungguhnya adalah melawan keraguan kepada Tuhan. Israel sebagai umat Pilihan Tuhan tentu sangat dikasihi Tuhan, begitu banya kasih dan anugerah yang telah diterima bangsa ini. Mujizat demi mujizat terjadi untuk membuktikan betapa besar kasih sayang Tuhan untuk mereka. Tapi ternyata timbal balik yang dilakukan bangsa Israel malah menyakiti hati Tuhan. Mereka bukan menyembah Allah yang telah menyertai mereka, mereka malah berpaling kepada nabi Baal. Hingga nabi Elia demi menyelamatkan bangsa Israel berdiri dan menantang ratusan nabi baal ini. Yup.. Tak cukup satu, tapi ratusan. 

Bukankah itu yang terjadi dalam kehidupan saya? Hanya bedanya saya tak sampai menyembah kepada dewa lain.. Yah secara sadar.. Saya mengalami begitu banya berkat-berkat penyertaan dalam kehidupan saya. Tapi ada berbagai hal saya masih sangat meragukan Tuhan. Kemudian saya tersentak dengan kalimat yg berbunyi, ngapain kamu dibebankan dengan pemikiran-pemikiran yang sungguh tidak perlu?.. Kalau Tuhan berkata segala sesuatu yang ada untuk kebaikanmu, percayalah. Toh kamu tidak menyembah Tuhan yang salah... Allah tetap sama dulu, sekarang, dan selamanya.. Jangan hanya berhenti pada setiap aturan yang telah Dia buat dalam hidup kita. Percayalah segala sesuatu dilakukan untuk kebaikan kita.


Tuhan Yesus memberkati,


Happy Stevany

^ Tuhan dihidupku ^

Hari ini adalah hari ketiga minggu ke 7 dalam perenungan Before 30, yang memiliki judul "Mengalami Jamahan Tuhan". Renungan minggu ini bercerita tentang seorang wanita Narwastu yang penuh dosa, yang berani meminyaki, membasuh, dan bahkan mencium  kaki Yesus.

Apa yang sebenernya dia rasakan tentang Tuhan Yesus sampai berlaku sedemikian indahnya sama Tuhan? Sehebat apa sih dia, sampai kisahnya bisa tercatat dalam Alkitab? Sebenarnya apa sih prinsip hidup yang dapat diambil dari wanita Narwastu ini? 

Lihat ceritanya dalam Lukas 7:36-50 dengan perikop "Yesus diurapi oleh perempuan berdosa". 

Wanita ini adalah seorang pendosa, dan hal itu bahkan telah menjadi rahasia umum bagi semua masyarakat dikotanya. Tentu dengan perasaan seperti ini dia akan lebih memilih diam dirumah dan tidak menampakkan diri ditengah keramaian. Dia tentu tau, ketika dengan beraninya dia muncul dihadapan orang lain pasti suara-suara penuh cemooh, cacian, dan makian akan  terdengar jelas ditelinganya. Namun dia menunjukkan keberanian itu disaat yang tepat. Disaat dia mendengar bahwa Yesus diundang dirumah seorang Farisi. Dengan penuh perasaa bersalah teramat dalam dia datang kerumah, tempat dimana Tuhan Yesus diundang makan. Dengan penuh iman dia mendekati kaki Yesus lalu membahasihnya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi yang sudah dia bawa. Melihat perbuatan itu tuan rumah atau orang Farisi ini berkata dalam hatinya, coba aja kalo Tuhan tau siapa wanita yang lagi nyiumin kakinya, dia kan wanita berdosa......

Dan tiba-tiba saya sadar, kadang saya menjadi seperti orang Farisi ini. Ketika melihat orang lain melakukan kesalahan saya akan dengan gampangnya mengeluarkan statement-2 yang menjatuhkan. Memilih untuk skeptis ketika orang yg menurut saya nakal, gak bener, dan hal2 negatif lainnya melakukan sebuah kebaikan. Terlebih kebaikan itu untuk Tuhan. Contoh kalimat yang sering terlontar dari bibir saya adalah: "Ahh apaan, muna banget sih jadi orang.. Mending bener hidupnya, tar lagi juga jatuh lagi, bikin dosa lagi..." 
Dann heyyy.. Saya berasa ditampar oleh Firman Tuhan malam ini, sesuci itukah hidup saya sampai saya merasa punya hak untuk men-judge orang? Tuhan saja yang melihat perbuatan wanita itu merasa tersentuh hati-Nya.. Kenapa saya tidak bisa memiliki cara pandang Tuhan?.. Imannya yang begitu besar sanggup membawa wanita ini melawan semua rasa malu, takut, dan intimidasi orang lain untuk bisa sampai dekat kepada kaki Tuhan. 

Dulu saya pernah mendapat nasehat dari Papa saya, nasehat yang sangat simple.. "Py, jangan pernah kamu menjadi orang yang sombong dalam hal-hal rohani". Kemudian saya berpikir, sombong rohani? Maksudnya apa? Memangnya ada? Bukannya kata Tuhan gak boleh sombong? Kenapa trus tiba-tiba ada kalimat jangan sombong rohani??.. Dengan kesadaran saya diatas baru saya tau apa maksud dari wejangan Papa itu. Yahh.. Saya sudah menjadi orang yang sombong rohani. Saya merasa saya sudah mengerti benar dengan apa isi dari Firman Tuhan. Saya tau dosa-dosa saya telah diampuni. Saya tau banyak tentang isi hati Tuhan.. Apakah itu semua salah? Tentunya tidak, akan menjadi salah apabila dengan semua anugerah itu saya merasa lebih benar dari orang lain, dan orang lain jauhh lebih berdosa daripada saya. Sehingga membuat saya dengan mudahnya menilai kesalahan orang lain dengan sangat mudah. 

Sebagai orang yang telah terlebih dahulu merasakan berkat pengampunan Tuhan, saya dan saudara harusnya menjadi orang-orang yang membantu mereka yang terhilang untuk dapat kembali menemukan kasih Bapa.. Bertemu dengan Tuhan Yesus yang penuh kasih.. Karena didalam Tuhan ada Pengampunan, Penghiburan, dan Pemulihan bagi setiap jiwa yang haus dan lapar akan Hadirat-Nya. 

Remember: Orang yang diampuni banyak cintanya sama Tuhan akan banyak. Orang yang diampuni sedikit pasti cintanya juga akan sedikit.

Tuhan Yesus memberkati,

Happy Stevany