source |
Minggu kemarin seperti hari-hari minggu sebelumnya saya bergereja di Gereja Duta Injil Mall Ambassador Lt.5. Saya mengikuti Ibadah Jam 1 siang bersama sahabat saya Jesli dan temannya Rener. Firman Tuhan siang yang dibagikan siang itu terdapat di Kidung Agung 4:1-6, ya Kitab Kidung Agung yang berisi tentang cinta dan kasih. Siang itu Pak Pdt Lupin (cmiiw) membawa kami untuk merasakan kembali cinta yang dalam pada Bapa dan beliau menjelaskkan bahwa Cinta akan Allah itu ada sebuah Revival. Ketika seseorang mengasihi Allah dengan luarbiasa maka disitulah Kebangunan Rohani yang sesungguhnya. Beliau menambahkan bahwa kebangunan rohani bukan sekedar acara KKR yang sering ada, bukan sekedar acara. Tapi bagaimana hati kita benar-benar bertumbuh dalam cinta yang tak pernah pudar setiap harinya. Pak Pendeta membawakan khotbah siang itu dengan diselingi jokes ringan agar yang jemaat lebih mudah memahami. Karena masih kata beliau, Firman Tuhan yang simple akan dengan mudah diterapkan dan diduplikasi oleh jemaat dalam kehidupan nyata.
Selesai ibadah Rener harus segera menuju BSD untuk menjenguk temannya di Eka Hospital, namun saya dan Jesli masih memilih untuk jalan-jalan dan ngemil cantik. Tapi Firman Tuhan itu benar-benar melonjak di hati saya. Benar kata Pak Pendeta, ketika seseorang mengalami jatuh cinta maka akan terjadi perubahan otoritas. Contoh: Saya adalah orang yang sering begadang, entah buat baca buku atau apapun. Papa sering merasa kesulitan untuk menyuruh saya tidur. Tapi hal itu berbeda ketika saya berpacaran, ketika pacar saya menyuruh saya untuk jangan begadang maka saya pun akan segera tidur tanpa dipaksa. Begitulah dengan cinta kita pada Tuhan seharusnya, ketika hati kita dipenuhi dengan cinta yang mendalam maka tak perlu orang lain menyuruh kita untuk pelayanan kita akan dengan senang hati turun pelayanan. Kala hati kita begitu mencintai Tuhan dan Kekudusannya maka tanpa berpikir panjang pun kita akan menjadi orang yang menjaga kehidupan kita benar di mata Tuhan.
Begitu pulang kami langsung masuk kekamar masing, tak perlu waktu lama untuk bersih-bersih saya sudah ada diposisi yang sangat siap untuk saat teduh.Saya membuka Alkitab dan tetiba menemukan secarik kertas yang berisi pesan-pesan dari temen komsel di ibadah terakhir saya di Pemasa Bahu, Manado. Kesimpulan dari isi pesan mereka agar saya tetap menjadi orang yang kuat, dan radikal dalam kasih saya pada Tuhan. Pikiran dan memori saya flashback ke masa-masa dimana saya awal bertobat. Saya tidak pernah mengeluh tentang pelayanan yang saya jalani, saya melayani sebagai Usher atau penerima tamu waktu di Youth. Sebagai seorang usher saya harus sudah berada di Gereja 1 jam sebelum ibadah dimulai bahkan 2 jam untuk mengatur warta jemaat, dandan, dan doa sebelum bertugas. Saya melakukan pelayanan tersebut dengan excellent dan gak pernah ada kata keluhan keluar dari hati dan mulut saya. Saat harus menjangkau jiwa, berdoa door to door dirumah orang yang belum pernah saya kenal sebelumnya pun saya lakukan dengan pantang menyerah. Karena di Iman saya ketika satu jiwa bertobat seisi Surga bersukacita. Saat harus datang pertemuan dengan pemimpin saya pun saya tak pernah absent, ingat banget pernah saya menerobos hujan badai untuk bisa sampai diruang meeting Gereja. Pemimpin saya pun senang memiliki anak rohani yang berkomitmen penuh. Ahhh.. Indahnya ketika masih merasakan cinta mula-mula itu.
Setelah lewat beberapa tahun saya tetap mencintai Tuhan Yesus dan kebeneran-Nya, hanya saja memang tak semembara dulu. Seperti yang pernah saya tuliskan dalam tulisan sebelumnya. Bukankah sebuah hubungan itu naik-turun, kadang mesra, kadang hambar. Tapi hati saya tidak kemana-mana, dan saya pun semoga bisa terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Sehingga bukan sekedar mendengar Firman Tuhan tetapi juga menjadi pelaku sehingga nama Tuhan di permuliakan. Amin
Best regards,
Happy Stevany
Setelah lewat beberapa tahun saya tetap mencintai Tuhan Yesus dan kebeneran-Nya, hanya saja memang tak semembara dulu. Seperti yang pernah saya tuliskan dalam tulisan sebelumnya. Bukankah sebuah hubungan itu naik-turun, kadang mesra, kadang hambar. Tapi hati saya tidak kemana-mana, dan saya pun semoga bisa terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Sehingga bukan sekedar mendengar Firman Tuhan tetapi juga menjadi pelaku sehingga nama Tuhan di permuliakan. Amin
Best regards,
Happy Stevany
0 komentar:
Posting Komentar