Source: here |
Banyak yang bilang kalau seorang anak perempuan akan cenderung dekat
dengan ayahnya, dan saya termasuk anak yang percaya akan hal itu. Saya bukan hanya sekedar dekat tapi
dekaatt sekali, sampai-sampai saya setiap ada masalah apapun setelah
curhat sama Bapa di Sorga pasti langsung lari ke Papa. Ketika saya sudah
keluar dari rumah untuk merantau sarana komunikasi pun beralih ke handphone. Saya
bisa cerita banyak hal sama Papa saya, termasuk ketika putus cinta.. :D
Semua saya ceritakan dengan detail dan tanpa pembelaan diri. Satu hal
yang bikin saya selalu "kecanduan" untuk curhat sama Papa adalah ketika
beliau mendengar keluh kesah saya beliau tidak akan selalu membela saya.
Bukan, bukan karena beliau gak sayang. Beliau menjawab dan memberikan
solusi sesuai dengan kebutuhan dan bukan apa yang mau saya dengar.
Makanya setiap jawaban pun bisa saya terapkan dengan baik dikehidupan
nyata. Dan tentu sebagai seorang Papa, beliau sering menyampaikan
kalimat-kalimat yang akhirnya menjadi prinsip hidup saya saat ini. Dari
sekian banyak dibawah 6 Prinsip yang terus terpatri dalam ingatan (dan
terus berusaha di lakukan :D )
1. Selalu andalakan Tuhan dalam setiap apapun yang terjadi.
Yupss.. Gw bersyukur punya Papa yang sangat mengenal dan mengasihi Tuhan. Papa saya bukan seorang pendeta tapi beliau memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan. Ditambahkan lagi dari kalimatnya kalo saya harus ngandelin Tuhan dan gak boleh bersandar sama manusia, siapapun itu termasuk Papa sendiri. Karena manusia hanya bisa mengecewakan, ibarat akar manusia itu rapuh. Jadi tidak bisa dijadikan tempat untuk berserah. Percaya dan selalu mengandalkan Tuhan, karena Tuhan yang memiliki jiwa kita baik saat hidup maupun meninggal nanti.
No, memandang disini bukan tentang masa depan tetapi bagaimana cara kita melihat kehidupan. Pandanglah hidup selalu kedepan, jangan melihat kebawah nanti kita jadi orang yang sombong dan arogan. Pandangan kebawah artinya kita selalu melihat orang-orang yang kehidupannya jauh lebih beruntung dibawah kita. Kalau melihat sedikit diperlukan agar kita memiliki perasaan untuk mengasihi mereka. Jangan juga selalu melihat keatas karena nanti kita akan menjadi orang yang rendah diri, dan menyalahkan Tuhan. Kita akan selalu merasa bahwa Tuhan tidak adil, kenapa dia punya ini dan itu sedangkan saya tidak. Memandang hidup kedepan artinya bersyukur dengan apa yang ada pada kita. Gak perlu merasa sombong karena lebih dari orang lain, atau minder karena ada orang lebih dari kita.
3. Harus Lebih Hebat Dari Orangtua
Tahu kah kamu, kebanggaan terbesar orang tua bukan dengan banyaknya harta atau kekayaan yang dia punya, tapi sampai mana dia bisa membawa anak-anaknya menjadi Pribadi yang mandiri dan sukses. Orang tua yang memiliki anak yang sukses akan bangga dengan anaknya. Hal itu bisa terlihat dari obrolan mereka ketika sedang bertemu dengan koleganya. Mereka bahkan terdengar seperti sedang pamer satu dengan yang lainnya. Saya sendiri termasuk orang yang senang ketika denger boss saya cerita tentang anak-anaknya yang sukses dan tinggal di luar negri. Karena saya paham perasaan nya sebagai seorang ayah yang gak beda jauh dengan Papa saya. Papa saya hanya ber-ijaza SMA, bukan karena beliau gak ingin sekolah tapi karena keadaan ekonomi Opa-Oma saya yang pas-pasan dan harus menyekolahkan 7 orang anak. Meski hanya tamatan SMA tapi Papa saya hebat, pengetahuannya bahkan melebihi yang S1 karena beliau senang membaca ;D Oleh karena itulah, sejak kecil papa saya selalu berkata "Biar Papa susah-susah mo kerja cari doi kasana-kamari yang penting Papa pe anak dua musti skolah tinggi, musti lewat dari Papa. Kalo perlu lewat dari Mama" artinya walau pun Papa susah kerja nyari duit kemana-mana (yg penting halal) kalian anak Papa harus sekolah yang tinggi. Harus lebih dari Papa, kalo bisa lebih dari Mama yang S1. Saat ini Puji TUHAN saya sudah mengikuti dengan baik arahan Papa yang ini. Segala kemuliaan hanya bagi Bapa disurga.
4. Jangan Pamrih
Memberi tanpa mengharap balas jasa itu yang selalu di katakan Papa saya. Dengan kata lain hati harus selalu ikhlas. Ketika kita memberi sesuatu berarti kamu tidak boleh mengharapkan orang yang menerima ber-hutangbudi
5. Jangan Ber-Hutangbudi
"Orang yang punya utang ratusan juta rupiah masih bisa diganti, tapi kalau kamu berhutang budi selamanya akan begitu" Ngerti gak maksudnya? Intinya kenapa gak boleh hutangbudi? Karena seumur hidup kita akan merasa gak enak sama orang lain dan rasanya apa saja yang telah kita lakukan akan terasa gak pernah cukup.
6. Jangan Pernah Melihat Orang Dari Status Sosial
Lagi-lagi ini juga yang sering di nasihatkan Papa saya, dan beliaupun menerapkan itu dalam kehidupannya setiap hari. Kalo kata Papa, orang yang rajin dan suka kerja keras pasti punya masa depan cerah. Jangan menilai orang dari apa yang kelihatan saat ini kalau tidak mau malu dikemudian hari. Pernah suatu kali di kantor Papa ada sepasang kakek-nenek, udah tua renta dan berpakaian sangat sederhana sambil membawa semacam baku nasi. Papa bekerja di dealer mobil, motor, traktor, dan lain sebagainya. Pada saat itu tidak ada satu orang pun yang mau menyapa sepasang kakek-nenek ini, akhirnya Papa berinisiatif. menghampiri mereka sambil menawarkan bantuan. Ternyata kakek-nenek ini hendak membeli traktor untuk mereka pakai disawah mereka. Dan karena kebetulan Papa yang memang meng-handle untuk penjualan traktor langsung menjelaskan panjang-lebar produk-produk yang tersedia. Di akhir pembicaraan kakek-nenek ini langsung setuju pada salah satu jenis traktor dan langsung membeli dua unit, Papa sampai gak percaya. Ternyata yang ada di semacam bakul nasi yang dibawa berisi uang cash puluhan juta rupiah.
Kisah itu semakin menguatkan prinsip Papa, dan saya juga :D
Memberi tanpa mengharap balas jasa itu yang selalu di katakan Papa saya. Dengan kata lain hati harus selalu ikhlas. Ketika kita memberi sesuatu berarti kamu tidak boleh mengharapkan orang yang menerima ber-hutangbudi
5. Jangan Ber-Hutangbudi
"Orang yang punya utang ratusan juta rupiah masih bisa diganti, tapi kalau kamu berhutang budi selamanya akan begitu" Ngerti gak maksudnya? Intinya kenapa gak boleh hutangbudi? Karena seumur hidup kita akan merasa gak enak sama orang lain dan rasanya apa saja yang telah kita lakukan akan terasa gak pernah cukup.
6. Jangan Pernah Melihat Orang Dari Status Sosial
Lagi-lagi ini juga yang sering di nasihatkan Papa saya, dan beliaupun menerapkan itu dalam kehidupannya setiap hari. Kalo kata Papa, orang yang rajin dan suka kerja keras pasti punya masa depan cerah. Jangan menilai orang dari apa yang kelihatan saat ini kalau tidak mau malu dikemudian hari. Pernah suatu kali di kantor Papa ada sepasang kakek-nenek, udah tua renta dan berpakaian sangat sederhana sambil membawa semacam baku nasi. Papa bekerja di dealer mobil, motor, traktor, dan lain sebagainya. Pada saat itu tidak ada satu orang pun yang mau menyapa sepasang kakek-nenek ini, akhirnya Papa berinisiatif. menghampiri mereka sambil menawarkan bantuan. Ternyata kakek-nenek ini hendak membeli traktor untuk mereka pakai disawah mereka. Dan karena kebetulan Papa yang memang meng-handle untuk penjualan traktor langsung menjelaskan panjang-lebar produk-produk yang tersedia. Di akhir pembicaraan kakek-nenek ini langsung setuju pada salah satu jenis traktor dan langsung membeli dua unit, Papa sampai gak percaya. Ternyata yang ada di semacam bakul nasi yang dibawa berisi uang cash puluhan juta rupiah.
Kisah itu semakin menguatkan prinsip Papa, dan saya juga :D
Best regards,
Happy Stevany
Happy Stevany
0 komentar:
Posting Komentar