Perjalanan ini sudah saya jalani sejak setahun yang lalu tepatnya
tanggal 21 – 24 Juli 2012, namun mengingat pengalaman jalan-jalan saya
yang masih minim maka rasanya bukanlah hal yang sukar untuk mengingat
perjalanan ini. Perjalanan kali ini saya ikut open trip yang di adakan
oleh Lembah Pelangi dengan tempat wisata tujuan yakni Bromo dan P.Sempu,
saya sudah mendaftar dari jauh-jauh hari karena paket diangka Rp.
1,6juta (all in) bukan lah angka yang sedikit buat saya. Dan saya pun
melunasi pembayaran dengan cara membayar 2x cicilan.
- Day 1 Jakarta – Malang (21 Juli 2012)
Setelah lebih dari 3 bulan sejak saya mendaftar hari yang ditunggu
pun tiba, kamis tanggal 21 Juli kami peserta diharuskan sudah berkumpul
di stasiun Gambir jam 4 sore. Trip kali ini saya mengajak (atau diajak
yah? Saya lupa
) Mba Ria yang menjadi teman waktu trip Jawa Bali Overland akhir tahun
kemarin. Begitu bertemu di Stasiun saya dikenalkan dengan saudara nya
Mba Ria yaitu Rian. Setelah itu barulah kami bertemu dengan team dari
Lembah Pelangi (Simon dan Bang Ale yg merupakan anggota ACI Detik
angkatan pertama *cmiiw).
Kericuhan pertama pun dimulai, ternyata Lembah Pelangi tidak membeli
tiket sejak jauh-jauh hari. Mereka baru membeli tiket kereta sore itu
juga, tapi karena hari itu entah kenapa Stasiun Gambir menjadi penuh
hari itu dan tiket menuju Malang menggunakan Kereta Api Gajayana tersisa
2 lagi. Akhirnya diputuskanlah bahwa yang akan menggunakan Kereta Api
tersebut adalah saya dan Mba Ria, sedangkan 2 pria lainnya mencari
alternative transportasi lainnya. Dan baru sadar setelah melihat tiket
kalau tempat duduk saya dan M’Ria ini beda gerbong, kami pun sepakat
untuk merayu penumpang lain untuk mau bertukar tempat. Akhirnya setelah
proses bujuk rayu dengan mas di samping saya yang terbilang cukup mudah
dan cepat M’Ria berhasil pindah duduk bersama saya. Jam 6 KA Gajayana
tujuan Malang mulai bergerak, karena kereta ini adalah kereta eksekutif
maka kenyamanan pun di dapatkan dengan cukup sempurna menurut saya. AC
dingin, tempat duduk empuk, toilet bersih, dapat selimut, ada colokan
buat charge hp dan yang terpenting tidak ada penjual yang bisa masuk ke
dalam gerbong kereta waktu singgah di stasiun-stasiun yang memang
dilewati. Perjalanan pun mulus dan saya bisa tidur walau tidak terlalu
nyenyak karena sering kaget waktu kereta berhenti, dan para penjual
mulai berteriak-teriak dengan kencang dari balik jendela.
- Day 2 Malang – Basecamp Gumpang (22 Juli 2012)
Menikmati pagi dengan pemandangan yang dilewati, yang pasti
pemandangan sawah memang mendominasi . Sejuk sekali rasanya mata ini,
setelah berbulan-bulan hanya memandang gedung-gedung pencakar langit di
Ibukota dan layar computer yang memang tuntutan pekerjaan setiap hari.
Tepat jam 10 pagi kami pun tiba di Malang, sampai di stasiun kami sudah
ditunggu oleh perwakilan dari team Lembah Pelangi dan di bawa menuju
Gumpang yang ternyata adalah basecamp oleh para pendaki gunung Semeru.
Tiba di basecamp kami langsung membersihkan diri sembari menunggu Ibu
basecamp menyediakan sarapan pagi. Selesai mandi kami pun menikmati brunch yang
ada, nikmat sekali. Entah lapar atau doyan yang pasti saya menghabiskan
3 piring nasi beserta lauk pauknya (ohhhh.. Pantess endutt :p ).Makanan
pun berhasil masuk ke perut dan penyakit setelah makan pun muncul lah.
Jadilah siang itu kami memilih untuk tidur, cukup pulas (atau terlalu
pulas malah?) hingga saya bangun jam 5 sore. Mungkin karena hawa dingin
di Gumpang yang membuat kami merasa lapar setelah bangun tidur. Setelah
bertanya ke Ibu (lagi2 saya lupa namanya) maka kami pun tahu bahwa di
sebelah rumah ini ada rumah yang menjual bakwan Malang. Sepertinya
memang suatu keharusan makan makanan khas di tempat aslinya, karena
pasti rasanya beda. Selesai makan kami berkeliling sekitar basecamp,
satu kata dari saya untuk desa ini “Sepi”. Sepi dan sunyi sekali hanya
ada beberapa orang terlihat di jalanan yang saying nya kami malah
bertemu orang gila.hahaha.. Ngeri takut di kejar kami pun kembali ke
basecamp. Nyampe di basecamp dengan selamat baru kami tersadar kalo
rombongan cowo belum juga tiba, usut punya usut ternyata mereka terjebak
macet yang lumayan parah.
Malam itu pun kami lewati dengan nonton, dan bercandatawa bersama
anak-anak nya bpk dan ibu di basecamp. Bukannya tidur saya malah nonton
tv sampai jam menunjukkan pukul 01.30 dini hari terdengarlah suara
rebut-ribut diluar, ternyata para pria sudah sampai dengan tidak kurang
satu apapun. Sambil mendengarkan mereka berceloteh tentang jalanan macet
yang harus mereka tempuh sewaktu menuju ke Malang. Waktu terus berjalan
hingga jam menunjukan pukul 03.00 dini hari, kami pun bersiap-siap
menuju bukit (atau gunung?) Pananjakan untuk melihat matahari terbit
yang memang merupakan tujuan orang datang ke Bromo. Kami menuju kesana
menggunakan mobil 4WD dengan bagian bak belakang yang terbuka. Awalnya
saya memilih menyelematkan diri dengan duduk manis di samping Pak Supir
karena sungguh pagi itu dinginnya keterlaluan, berasa pulang kampung sih
sebenernya.hehe.. Namun setelah dipikir-pikir lagi duduk di bak
belakang sepertinya lebih seru dan menegangkan (dasar abg labil).
Ditemani sinar bulan subuh itu kami berkendara melewati padang savanna
dan lautan pasir. Untung saja pak supir yang mungkin memang sudah
terbiasa dengan jalan ini tidak nyasar karena menurut cerita bang Ale
kalau sedang kabut mobil bias saja hanya berputar-putar di tempat.
Setelah sampai di kaki bukit Pananjakan dimana titik terakhir dimana
mobil berhenti. Dan perjalanan setelahnya adalah perjalanan mendaki,
banyak orang yang memilih naik kuda untuk sampai di puncak namun tidak
sedikit juga yang berjalan kaki. Sebelum naik kami mampir sebentar untuk
menghangatkan badan di depan perapian sambil menikmati secangkir kopi
dan gorengan. Badan hangat, perut lumayan terganjal. Kamipun kembali
melanjutkan perjalanan mendaki, saya sampai tidak enak pada rekan yang
lain karena harus beberapa kali menunggu saya yang kepayahan. Jarang
olahraga merupakan factor yang membuat saya ngos-ngosan untuk terus
melangkah naik. Namun dengan semangat dan tekat yang kuat di tambah
dengan kata-kata semangat dari Simon jadi lah saya berhasil menuju
tempat untuk melihat sunrise yang terbaik. Betapa kaget nya saya saat
menyadari bahwa rasa-rasanya hanya kami pengunjung dari Indonesia.
Sisanya merupakan turis mancanegara, beragam bahasa bercampur menjadi
satu. Walau akhirnya kami bertemu juga dengan rombongan dari Jakarta dan
sempat berfoto bersama.
Posisi yang tepat sudah kami tempati untuk melihat sunrise namun
sayang awalnya saya berpikir kalau matahari akan muncul tepat di
belakang gunung bromo.. Ehhh.. Matahari malah muncul di sisi kiri kami.
Walau sedikit berawan tapi bisalah, kami cukup merasa terhibur. Namun
pemandangan depan kami benar-benar terasa seperti lukisan. Indah sekali,
tak henti-hentinya hati ini mengucap syukur karena di beri alam yang
begitu luarbiasa bagi negri ku Indonesia. Bahkan saat foto di Bromo ini
saya tunjukan ke teman-teman pun sampai pada gak percaya dan bilang kalo
foto ini adalah hasil fotoshop.. haha..
To be continue…
0 komentar:
Posting Komentar