Gaya di Depan Pura |
Selesai menikmati pemandangan yang luar
biasa kami pun menuju pura di kaki gunung sambil tetap eksis foto sana
sini. Ingin sekali naik ke arah kawah. Tapi melihat barisan manusia yang
mengular panjang mengantri saya pun mengurungkan niat dan diikuti oleh
teman yang lain. Sayang memang (dan sangat menyesal sebenarnya), semoga
kalau nanti kembali disini saya pasti menyempatkan diri naik ke kawah
nya. Perjalanan kembali di lanjutkan menuju air terjun Coban Pelangi.
Kembali kekuatan fisik di uji, jalan menurun sih sebenernya saya rasa
cukup mudah. Namun ketika perjalanan naik terbayang saya pun kehilangan
semangat. Ditambah begitu sampai ke air tejun ternyata tak sebagus
dugaan saya. Karena lapar saat perjalanan naik kami pun singgah untuk
membeli bakwan, sambil terus diingatkan untuk tidak makan kenyang karena
hidangan makan siang sudah menanti di basecamp. Setelah puas dengan
bakwan kami pun lanjut pulang dan meneruskan makan siang
Kericuhan ke dua terjadi, orang yang
diutus ke stasiun kereta memberi kabar bahwa tiket Malang-Jakarta untuk
minggu malam nanti sudah habis dibeli. Sontak mendengar itu saya
langsung emosi, bagaimana mungkin perjalanan kali ini tidak di
persiapkan dengan baik? padahal saya sudah lunas membayar biaya trip
sebulan sebelum perjalanan di lakukan. Namun dengan menahan emosi saya
menyerahkan sepenuhnya M’Ria untuk berbincang dengan mereka. Ditengah
perbincangan mereka saya di beri hikmat oleh Tuhan, kenapa gak ke Solo
saja dulu kemudian baru dari Solo lanjut ke Jakarta. Kan di Solo saya
punya keluarga dekat (kakak dari Papa). Saya pun mengutarakan hal ini ke
M’Ria dan ternyata di sambut baik. Saya pun segera menghubungi keluarga
di Solo dan bertanya apakah mereka bisa mencarikan tiket untuk saya dan
teman-teman pulang ke Jakarta. Ternyata tante saya yang sangat baik ini
berjanji untuk mencari kan tiket pulang. Kami pun meminta refund dana
tiket ke pihak Lembah Pelangi, untung Mas Ale sebagai penengah cukup
menerima alas an dari kami. Kami pun di belikan tiket bus Malang-Solo
dan uang untuk membeli tiket KA Solo-Jakarta senilai Rp. 300,000.-
Jam 4 subuh kami tiba di Kota Solo.
Saya pun menelpon kakak sepupu untuk minta di jemput, sementara M’Ria
dan Rian akan dijemput oleh kenalan mereka. Gak sampai 15 menit Kak
Edwin kakak sepupu saya pun tiba. Dengan menggunakan motor kami menuju
rumah, namun sebelum sampai ke rumah K’Edwin mengajak saya singgah
sebentar di angkringan. Kami pun menikmati secangkir kopi dan makananan
seadanya sambil saling bercerita melepas rindu. K’Edwin adalah kakak
sepupu saya yang pernah tinggal di rumah Oma di Kotamobagu jadi bisa
dibilang kami tumbuh besar bersama sampai saya berusia 7 tahun. Jadi
bisa dibilang kalau ikatan kami cukup dekat (sambil membayangkan masa
kecil). Begitu sampai di rumah saya pun bersih-bersih dan ngobrol dengan
tante tercinta yang saya panggil Mama. Sedang asik becanda tawa si
kecil Aluvia (anak sepupu yang lain) terbangun, awalnya malu-malu untuk
mendekati saya tapi setelah itu malah asik sekali kami sampai saya gak
mau pisah.
GBI Keluarga Allah, Solo |
Karena hari itu adalah hari minggu maka bergereja pun adalah wajib
Dengan menggunakan kaos ditutupi dengan jaket yang selalu saya pakai
kami pun berangkat menuju Gereja Jemaat Keluarga Allah. Suasana ibadah
pagi itu terasa semarak, bagaimana tidak team puji-pujiannya lengkap.
Bukan hanya pemusik, singer yang banyak, tapi team tari nya juga mulai
dari yang penari rebana, street dance, sampa pemuda yang mengibarkan
panji. Saya langsung membayangkan sepertini inikah Surga itu? seperti
yang digambarkan dalam Alkitab bahwa Surga penuh dengan puji-pujian dan
penghormatan kepada Allah satu-satunya Pencipta Langit Bumi. Selesai
gereja kami menuju ke Pasar Klewer untuk makan siang dan sesudahnya
melihat-lihat batik. Setelah itu kami pun pulang namun sebelumnya mampir
ke stasiun untuk membeli tiket kereta untuk saya dan teman-teman
pulang. Puji Tuhan 2 tiket kereta tujuan Jakarta sudah didapat, namun
tiket untuk M’Ria yang tujuan Bandung belum berhasil di dapat karena
kenalan tante kebetulan sedang pulang makan siang dan belum kembali.
Sampai kembali di rumah saya pun memilih untuk ngobrol banyak hal dengan
tante saya sambil bermain dengan Aluvia. Jam 5 sore tante kembali pergi
ke stasiun, dan Puji Tuhan lagi tiket tujuan Bandung sudah di dapat dan
langsung diberikan kepada M’Ria yang memang sudah menunggu di stasiun.
Sambil menunggu waktu untuk pulang kembali ke Jakarta, K’Edwin kembali
mengajak saya berkeliling Kota Solo dengan motornya. Walau hanya
beberapa jam tapi cukup puas karena sempat berfoto di depan Keraton
Solo, muter2 di Solo Baru, dan entah apa lagi nama-nama tempatnya saya
lupa. Dan kami pun singgah di angringan untuk makan, walau sebenernya
Mama Siska (tante saya) sudah membekali saya dengan nasi, iwak bandeng
goreng dan sambel kalau-kalau saya lapar di perjalanan. Kata Mama Sis
jangan lupa bawa defoma yang dalam bahasa Manado berarti bekal
0 komentar:
Posting Komentar